Tulisanini berdasarkan pengalaman pribadi jika ada kesalahan mohon dikoreksi ya. Menampilkan 1-4 dari 4 Dokter Jiwa di Cibinong Bogor Bogor yang ditemukan. Saya pernah sekali konsul ke psikiater atas dasar rekomendasi dokter syaraf. Psikolog di Bogor Sebagian orang masih bingung membedakan antara Psikolog dan Psikiater. Jiemi Ardian adalah Bunmau tanya apa kita kalau ke psikiater/psikolog bisa pakai bpjs? Caranya gmna? Kalau misal ga bisa bayar brp ya? Jujur udh pusing nanggung apa" sndiri punya ortu jg ngga enak mau crita takut beban 🙂 Makasih Berbedadengan psikiater yang merupakan dokter spesialis kedokteran jiwa, sedangkan psikolog klinis bukan dokter. Para psikolog klinis ialah mereka yang sarjana psikologi dan kemudian mengambil kuliah profesi Magister Psikologi Klinis. Intinya dapat disimpulkan psikiater dapat memberikan resep obat, sedangkan psikolog klinis tidak bisa. Kini BPJS Kesehatan bisa mencakup biaya pengobatan untuk gangguan kesehatan mental. Berikut syarat mendapatkan akses pengobatan gangguan kesehatan mental dan cara mendapatkannya dengan BPJS Carake Psikiater Pakai BPJS - Konsultasi ke Psikiater Gratis Termasuk Obat dengan BPJS - Mayawa Gi #Carakepsikiater #BPJSBanyak orang ragu-ragu untuk periks Baikbiaya psikiater bpjs di rumah sakit maupun puskesmas digratiskan, namun kalian wajib memenuhi persyaratan dan aturan berlaku. Lalu untuk biaya psikiater dengan observasi saya membayar 390 ribu. 22.04.2019 · berbagi pengalaman konsultasi dan berobat ke psikiater karena masalah gangguan pikiran depresi dan cemas. Kenapaharus ke psikiater? Karena psikiater itu dokter spesialis kejiwaan. Gue gamau sih kalo hanya dengar sekedar advice yang teoritik. Gue pengen tau pendapat lain mengenai kejiwaan dari sudut pandang psikologi klinis dan ilmu kedokteran juga. So, gue putuskan untuk berobat ke KLINIK UTAMA JIWA GRAHA ATMA yang kalau alamatnya dimana kalian Namunkini, ia menggunakan fasilitas BPJS kesehatan setelah ia mengetahui psikiater yang ditemuinya juga berpraktek di rumah sakit milik Pemerintah. "Berbekal bukti bahwa saya sedang dalam treatment di dokter Sp.KJ, saya ke faskes tingkat 1 yaitu Puskesmas, minta surat rujukan biar bisa pakai BPJS di rumah sakit." "Dan dikasih dengan mudah. Kha3KE0. Go to indonesia Pengalaman Buruk ke Psikiater Sebelumnya, adakah yang punya rekomendasi psikiater di daerah Surabaya atau Jogja? Hari ini gw ke psikiater RSUD daerah gw, niatnya emang mau ganti dokter sekalian kontrol karena udah nggak cocok sama dokter yang lama I just really need a second opinion. Ternyata waktu dateng ke ruangan, dokter RSUD ini marah-marah dan ngebentak-bentak gw karena lama nggak kontrol padahal gw kesana sebelumnya cuma minta rujukan dan berobatnya di rumah sakit di Surabaya. Dia sama sekali nggak ngedengerin keluhan gw dan tetep marah-marah perihal keinginan gw buat ganti dokter. Padahal gw orangnya sangat sensitif that's why I seek help, tapi kenapa orang yang seharusnya bisa gw percaya malah kayak gitu? Kalo petugas pelayanannya judes, jahat, galak gw masih bisa ngertiin. Tapi ini psikiater yang harusnya jadi sandaran malah bikin down? Gw gak habis pikir. Rasanya gw jadi agak trauma mau pergi ke psikiater lagi. Adakah yang mengalami hal yang sama, dan gimana cara mengatasinya? I really, really need a good psychiatrist before it's getting worse. Archived post. New comments cannot be posted and votes cannot be cast. Berhubung BPJS belum naik, ahahahahah *joke aside. Seperti intermezzo di postingan sebelumnya, saya akhirnya memutuskan untuk pergi mengunjungi psikater. Kalau kalian sering membaca blog ini, pasti kalian ngeh kalo saya sesekali posting yang agak depresif lah. Sampai akhirnya saya sampai di titik dimana saya memang SANGAT PERLU berobat ke psikater. Saya gak mau cerita detail soal depresi saya atau lainnya. Sesuai judul saya hanya ingin cerita pengalaman saya ke psikater menggunakan BPJS. Sekaligus ingin sosialisasi buat semua yang mengalami mental illness, BPJS ini bisa banget loh dipakai untuk berobat ke psikiater. GRATIS, dicover oleh BPJS. Jadi ini kabar baik yang harus disebarkan! Apalagi ini masih fresh di tahun 2019 jadi mudah mudahan reliable lah buat kondisi basa basi, langsung saya jelaskan prosedurnya… Yang sebenarnya sama saja dengan prosedur layanan kesehatan pada umumnya, tapi ini dari prespektif kesehatan mental ya. Btw, ini berdasarkan pengalaman saya. Saya bukan birokrator BPJS jadi kalau ada hal yang gak bisa saya jawab, baiknya tanya BPJS atau layanan kesehatannya sendiri ya. Hehe. Prosedur Pertama Membuat Rujukan To be honest, ini tahapan yang paling saya benci. Karena menurut saya ini hanya memperpanjang birokrasi untuk mendapat layanan yang sudah jelas hanya tersedia di Rumah mikir untuk kondisi yang darurat, apakah kita harus pakai rujukan juga? Sudah kedua kalinya saya membuat rujukan karena BPJS ini. Satu untuk kacamata saya, kedua ya untuk psikiater ini. Saya membuat rujukan di faskes yang saya pilih melalui aplikasi JKN mobile. Faskes yang terdekat dari rumah saya bisa klinik bisa puskesmas. Pada saat ke faskes tingkat pertama inilah saya cukup membawa kartu BPJS yang asli lalu dirujuk ke bagian dokter pas saya ke dokter umumnya ya beliau gak cuman sekedar nulis buat rujukan saja, melainkan juga kasih insight sedikit lah mengenai yang saya alami. Meskipun, saya agak kurang suka sama pendapatnya yang cenderung kurang update terhadap jurnal kesehatan mental saat ini. Setelah itu, nanti catatan beliau diberikan pada admin untuk dibuat Surat Rujukan F-KTP seperti ini. Sekaligus diskusi dan penunjukan rumah sakit mana yang akan dituju. Surat rujukannya berlaku untuk tiga bulan kok, jadi ini efektif apabila anda disuruh datang lagi ke dokter untuk konsultasi selanjutnya. Kalo ada yang bilang cuman seminggu, gak usah percaya yak! kurleb begini Prosedur Kedua Konsultasi Menggunakan BPJS Sangat disarankan buat yang ingin berobat agar membuat rujukan dari jauh hari. Jangan sampai anda membuat rujukan lalu berobat di hari itu juga, ya gak keburu. Kalau saya, saya abis bikin rujukan langsung telpon Rumah Sakit terkait untuk meminta nomor antrian dan jam konsultasi antrian konsultasi dan daftar BPJS ini berbeda ya. Jadi ini bukan nomor yang sama. Setelah meminta nomor antrian konsultasi, barulah saya ke rumah sakit beberapa hari kemudian. Sampai di rumah sakit, saya meminta nomor antrian untuk pendaftaran BPJS di rumah sakit bersangkutan. Jadi ya kita mesti daftar dulu baru bisa konsultasi. Oh iya, antrian BPJSnya terpisah ya dari antrian yang umum sama asuransi. Untuk daftar BPJSnya, siapin dokumen seperti surat rujukan itu tadi sama fotokopi KTP dan KK. Oh iya jangan lupa isi formulir juga dari RS yang bersangkutan yang tersedia di kotak terpisah sebelum dipanggil admin. Di sini saya juga menyarankan untuk datang ke Rumah Sakit minimal tiga jam sebelumnya karena kalian harus antri dua kali. Antri untuk daftar BPJS dan antri untuk konsultasi. Jangan kalian datang mepet jam konsultasi tapi belum daftar BPJSnya, bisa bisa kalian gak bisa konsultasi karena lewat nomor antrian konsultasi dokternya! Demi kepentingan privasi, saya tidak akan menyebutkan rumah sakit dimana saya dirawat untuk kesehatan mental saya. Setelah daftar BPJS, barulah saya bisa menunggu untuk konsultasi. Oh iya, sebelum konsultasi saya sempat disuruh cek tensi dan berat badan. Biasa lah ya tiap kali konsultasi ke rumah sakit, begitu. Terus ditanya mau ngapain ke poli X, ada penyakit apa dan lain sebagainya. Terus saya mendapat panggilan yang kebetulan hari itu sangat cepat. Yang umum non BPJS antriannya cenderung tidak ada sehingga saya yang BPJS bisa cepat konsultasi tanpa harus menunggu seharian seperti kejadian waktu saya membuat kacamata 2017 yang lalu. Pengalaman Konsultasi Saya Saya gak tahu untuk penderita kesehatan mental lainnya, tetapi saya awalnya ditanya detail lalu dicatat oleh dokter semuanya yang saya alami, trigger saya apa saja. Kemudian dijelaskan oleh dokter dan sebagainya. Kemudian beliau meminta saya untuk membuat semacam jurnal apa saja emosi yang saya alami ketika berhadapan dengan situasi tertentu. Abis itu disuruh datang lagi buat adjustment dan terapi. Harusnya sih hari ini saya di suruh datang lagi 23 Desember 2019, tapi karena dokternya lagi mudik jadinya ya saya nunggu lagi sampai minggu depan hehehe. Oke, abis konsultasi, saya memberi berkas yang saya dapat sewaktu konsultasi dan BPJS ke kasir. . . Untuk konsultasi, semuanya gratis dicover oleh pemerintah. Untuk obatnya sih ada yang dicover ada yang enggak. Tapi kebanyakan dicover kok minimal yg basic lah kayak antidepresan misalnya, lebih lanjut bisa cek dokter atau aplikasi JKN yang bagian Obat Ditanggung’. Jadi, buat yang merasa sedih, buat yang merasa tidak ada harapan lagi, bolehlah kalian coba layanan ini. Mau yang kelas 1, 2, 3 semuanya bisa mendapat layanan ini dan gak dibeda bedakan kok. Kalau misalkan sikon tidak memungkinkan untuk ke rumah sakit, saya menyarankan aplikasi seperti 7cups. Di situ kalian bisa konsultasi online secara gratis pada listener yang bersedia mendengar semua keluh kesahmu. Kalau saya sih, saya lebih nyaman dengan listener yang bahasanya sama dengan saya, tapi mungkin tiap orang beda ya. Kalau mau diterapi oleh yang benar benar profesional ya ada biayanya lagi. Selain konsultasi, kalian juga bisa menggunakan path kehidupan kamu di aplikasi untuk biar kalian bisa berpikir positif lagi. Jika kalian depresi apalagi mau bunuh diri! dan kalian posting di Instagram, secara otomatis kalian akan terdirect oleh Instagram semacam caring post gitu. Kurang lebih kayak gini. Terdapat beberapa penanggulangan bagaimana caranya kalian menghadapi ini. Gak tiap saat sih, tapi jika menurut Instagram sudah parah, kalian bakal kena ini. Sudahlah, sekian untuk kali ini. Sampai jumpa di postingan berikutnya. PS buat yang resah BPJS naik tahun depan, tenang aja. Ada banyak diskon di Tokopedia dan Shoppee y. burger yang boleh dibeli waktu konsultasi pertama di rumah sakit, hehehe Saya akhirnya memutuskan menuliskan pengalaman saya ke psikiater pakai BPJS KES karena survey kecil di Instagram Ig story 16 Feb 2021 Hasil survey setelah 24 jam Ada 2886 penyimak media sosial saya dari an pengikut. Lalu dari 2000 an orang ini ada 381 orang yang ketika di suatu masa menghadapi kasus seperti saya atau masalah psikis lainnya baru tahu bahwa BPJS KESEHATAN menanggung luka batin kita juga. Cedera psikis perlu juga diobati seperti penyakit fisik lainnya karena seringkali cedera psikis adalah awal mengapa orang yang terlihat sehat bisa stroke, serangan jantung, diabetes dan tentu saja bunuh diri. Saya hanya menuliskan blog ini karena ada Ada 500 orang memilih untuk membaca tulisan yang pastinya bakal panjang dan lebar ini. Jadi silakan melanjutkan membaca jika anda adalah bagian dari 500 orang tersebut 22 Januari 2021, saya menghubungi teman SMA saya yang notabene seorang dokter untuk merekomendasikan psikiater/ psikolog di RS UI mengenai kasus yang saya alami perundungan daring. Di 22 Januari itu juga saya pergi ke klinik Bahar Medika sebagai faskes 1 saya di BPJS KES untuk meminta surat rujukan ke psikiater. Saya masih bisa merasakan momen ketika saya memasuki ruang dokter umum klinik Bahar Medika. Saya berusaha menata kata-kata saya untuk terlihat kuat tapi hari-hari itu seperti kepala saya dicelupkan diangkat ke dalam air berulang-ulang. Kadang saya bisa cukup sadar bekerja, sering saya hanya berakhir menangis dan stres sendiri. Untuk orang-orang yang akhirnya tahu masalah perundungan daring memang mereka setuju bahwa yang saya hadapi berat karena ini menyangkut dengan trauma 5 tahun yang lalu tidak diselesaikan dengan konsultasi ke profesional. Saya ketika 2016 sok-sokan merasa bisa mengatasi post traumatic stress disorder saya sendiri tanpa menghubungi teman saya yang sudah jadi psikolog profesional atau pergi ke psikiater. Akibatnya adalah double impact di 2021. Luka lama kembali menganga dan saya tidak siap. Saya bisa paham soal post traumatic stress disorder dan menyadari bahwa di Januari 2021 tersebut saya sudah butuh psikiater karena saya sendiri memiliki latar belakang Psikologi. Akan tetapi, saya belum melanjutkan kuliah sampai psikolog sampai sekarang. Jadi saya tahu ada luka tapi ya tidak terakreditasi untuk operasi luka tersebut. Dokter umum sepertinya menangkap air muka saya yang sudah kelelahan secara mental sore itu. Surat rujukan keluar dengan diagnosa Acute and transient psychotic disorders. Saya tidak bisa memilih RS Univ Indonesia karena RSUI tipe B. Saya harus memilih tipe C dulu. Tentu saja saya kembali memilih RS Bunda Margonda. RS yang sama tempat saya operasi myoma sekaligus memang psikiaternya adalah rekomendasi dari kenalan saya di Twitter, Mba Merry MP. Mengapa berbeda antara surat rujukan dengan tebakan saya? Lah itu. Kan sekolah saya cuma sampai sarjana. Aslinya dua diagnosa itu masih di payung yang sama di DSM-V. Apa itu DSM-V? Perlu dijelaskan di sini? Atau google aja sendiri? Jadwal psikiater baru ada Selasa. Jadi Jumat, Sabtu, Minggu adalah hari-hari terkacau saya karena perundungannya tetap berjalan, saya tetap baca komen-komen negatif yang diarahkan kepada saya tanpa ada yang mendampingi saya secara kuat. Jangankan mengobati trauma 2016, cerita saja tidak bisa saya sampaikan ke sembarang orang. Kombinasi sangking takutnya sekaligus ada perasaan yang perlu dijaga. Ketika Selasa akhirnya datang, hal pertama yang saya ucapkan ke psikiater adalah saya butuh kembali bekerja normal.. Saya cuma ingin bisa mikir kreatif.. bukan cuma otak yang bisanya kerja printilan itupun sambil nangis. Begitulah sebuah perundungan bisa menghantam seseorang. Mungkin buat orang lain, perundungan bisa dihadapi dengan lawan balik aja. Cuma di kasus saya, saya cuma bisa meringkuk pasrah terjun bebas dalam rasa bersalah. Iya. Sangking kacaunya isi kepala, saya merasa saya layak untuk mendapatkan perundungan. Saya ingat bagaimana dokter Nina bertanya dengan sangat penuh empati sekali, saya tahu ini tidak akan nyaman untuk diceritakan, tapi boleh dikasitahu apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?’ Seketika airmata saya pecah. Persis seperti seminggu sebelumnya ketika saya konsultasi dengan psikolog masalah trauma masa kecil saya. Saya merasa didengarkan dan untuk pertama kalinya dalam hidup orang tidak ujug-ujug menawarkan solusi A, B, C, D kepada saya. Penyelesaian masalahnya tetap diserahkan kepada saya tapi saya seperti merasa dapat pencerahan tentang apa saya yang harus lakukan. Setelah konsultasi tersebut, saya mendapatkan resep obat sekaligus sebuah petunjuk hilangkan stresornya. Jadilah hal-hal yang membuat saya stres saya hapus. Setelah hari Selasa, saya akui obatnya bekerja. Pola tidur saya sangat terjadwal sekali. Saya bisa berpikir tenang dan terang. Saya sebagai orang yang cenderung berlarut dalam mengasihani diri sendiri, baru kali ini bisa beneran melihat diri saya berdiri tegak. Sebenarnya perundungannya tetap berjalan beberapa hari setelah saya ke psikiater. Namun saya memilih untuk tidak membaca lagi komen-komen negatif tersebut. Saya sempat lengah hanya minum obat sampai lima hari. Sehingga di sesi kedua kami, saya mendapat teguran dari psikiater Trauma dari bertahun-tahun bagaimana bisa tuntas hanya dengan minum obat beberapa hari? okey okey dok abis ini VV disiplin habisin obat dan datang sesi! Janji! Merayakan ultah ke-37 setelah sesi ke-2 Setelah sesi kedua, saya pun mulai membuka diri kepada teman SMA dan teman kuliah saya. Juga kepada pendeta dan mama saya. Kata-kata pendeta saya yang bilang bahwa saya sudah diampuni satu kali untuk selamanya tentu hanya akan masuk kuping kiri keluar hidung kanan jika saya tidak minum obat. Apa yang diresepkan ke saya membantu sekali untuk saya selalu berpikir dalam terang. Bukan Vivi yang berpikir dalam murung dan sendu. Ada satu momen ketika teman kuliah saya yang butuh kepastian apakah sahabatnya ini benar-benar sudah baik atau pura-pura tegar. Dia bertanya Kamu bersandar pada siapa jika sewaktu-waktu perundungan itu mulai lagi? Saya tahu menjawab bersandar kepada Tuhan pasti akan berakhir digetok dengan garpu karena jelas itu bukan jawaban yang dibutuhkan kalau kalian sesama nak Psikologi. Saya untuk pertama kalinya merasa terharu bahwa orang di luar sana yang merasa saya selalu kuat ternyata sebenarnya memang butuh bersandar. Saya pun dengan mantap menjawab bersandar ke psikiater! Hahaha. Memang setelah tiga sesi setiap minggunya, saya dinyatakan bahwa sesi dilanjutkan setiap bulan sampai mungkin enam bulan. Namun dokter Nina membuka pintu klinik seluas-luasnya. Jika sewaktu-waktu saya drop karena satu hal dan lainnya, saya bisa datang sekalipun jadwal konsultasi saya belum saatnya. Kesimpulan 1. Saya bersyukur bahwa saya memutuskan ke psikiater. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya setiap harinya merasa damai dan bersyukur 2. Benar kata kartu dari Dameria. Depresi tidak menyampaikan realita yang sesungguhnya. Merasa nyaman menulis daripada angkat telepon sejak 1998. Kisah - kisah di sini terinspirasi dari pengalaman pribadi maupun curhatan kolega/ karyawan saya dengan gaya penulisan satir. Jika Anda merasa perasaan Anda terwakilkan dengan kisah yg diberikan Vivi, silahkan tulis komen dengan empati. Lihat semua pos milik VIVI